Monday, November 21, 2011

HALITOSIS ATAU BAU MULUT


DEFINISI
Bau Mulut (Halitosis) adalah bau nafas yang tidak enak, tidak menyenangkan dan menusuk hidung. Bau mulut adalah penyakit ketidakseimbangan asam dalam mulut.
Bau mulut bisa menjadi indikasi akan penyakit kronis lainnya, seperti; penyakit organ dalam, penyakit ginjal, liver, jantung, diabetes, gangguan pencernaan, dan lain sebagainya. Juga dapat disebabkan karena masalah yang ada di mulut, gigi berlubang, karang gigi / karies, dan lain sebagainya.
FAKTOR PENYEBAB BAU MULUT
Kebanyakan bau mulut berasal dari dalam mulut anda. Penyebab napas tak sedap bermacam-macam. Di antaranya adalah:
  • Masalah gigi. Kebersihan gigi yang rendah dan penyakit pada gigi dapat menjadi sumber napas bau.
  • Bakteri. Mulut merupakan salah satu tempat yang disukai bakteri. Mikroorganisme ini bersembunyi di antara gigi dan permukaan lidah. Saat bakteri-bakteri itu berkembang biak dan menumpuk mereka akan mengeluarkan racun dan bau yang kurang sedap.
  • Tonsil. Lubang di bagian dalam tonsil (amandel) disebut crypts, merupakan salah satu biang keladi halitosis. Pada bulatan-bulatan jaringan limfe di tonsil yang membengkak sering terselip sisa makanan dan kuman sehingga menimbulkan bau tidak enak.
  • Makanan beraroma tajam.Partikel yang pecah pada dan di sekitar gigi anda dapat menyebabkan napas menjadi bau. Makan makanan yang mengandung minyak tertentu adalah sumber napas bau. Makanan beraroma tajam seperti bawang merah, bawang putih durian, atau ikan, juga menyebabkan bau mulut, bahkan meski kita sudah menyikat gigi. Sayuran lain dan bumbu-bumbu juga dapat menyebabkan napas bau.
  • Kebiasaan buruk. Hindari kebiasaan buruk, seperti merokok atau minum kopi bila Anda ingin napas selalu segar. Asap membuat mulut anda kering dan menyebabkan bau napas yang tidak sedap. Pengguna tembakau juga lebih mudah terkena penyakit gigi dan gusi serta sumber napas bau lainnya.
  • Gangguan perut. Kadang kala gangguan di perut atau usus bisa menyebabkan bau mulut, terutama saat bersendawa. Diet rendah karbohidrat juga menyebabkan ketosis, pembakar lemak di tubuh yang menyebabkan bau naga.
  • Penyakit. Bau mulut juga bisa jadi pertanda adanya penyakit seperti infeksi saluran napas, infeksi sinus kronis, diabetes, gangguan ginjal, lever, dan asam refluks kronis.  Penyakit dalam rongga mulut mudah membiakkan kuman, khususnya anaerobe, sulfida yang diuraikannya dapat mengeluarkan bau busuk sehingga menimbulkan halitosis. Infeksi paru-paru yang kronis dan bengkak bernanah pada paru-paru dapat menghasilkan napas bau yang parah. Penyakit lambung dan saluran usus juga dapat menyebabkan halitosis, karena penderita yang lambungnya terinfeksi pylorus bakteri Helico, tingkat kejangkitan halitosis lebih tinggi daripada yang tidak terinfeksi, sedangkan pengobatan pylorus bakteri Helico, dapat menurunkan dengan nyata tingkat kejadian halitosis. Sebabnya mungkin karena infeksi pylorus bakteri Helico menimbulkan sulfida dan mengakibatkan halitosis. Ketoacidosis penderita kencing manis atau penderita koma hati, serta sejumlah penyakit saluran pernapasan juga dapat menimbulkan halitosis. Penyakit lain, seperti beberapa kanker dan penyakit metabolisme tertentu, dapat menyebabkan bau mulut yang khas.
  •  Mulut kering. Air ludah membantu membersihkan dan membasahi mulut anda. Mulut yang kering memungkinkan sel mati berkumpul di lidah anda, gusi atau dinding pipi anda. Sel-sel ini kemudian membusuk dan menyebabkan napas tidak sedap. Kurang minum air dan mulut yang kering juga merupakan kontributor penyebab masalah bau mulut. Karena itulah, ketika bangun tidur di pagi hari bau mulut kita kurang sedap. Bau ini biasanya hilang setelah kita sikat gigi dan minum air.
  • Kondisi mulut, hidung, dan tenggorokan. Napas bau juga berkaitan dengan infeksi sinus (lubang yang menghubungkan rongga hidung dengan batok kepala). Anak-anak dengan napas bau mungkin saja ada benda asing yang menyangkut pada hidungnya. Infeksi tenggorokan dapat menyebabkan napas bau sampai penyakit itu sembuh. Bronkhitis dan infeksi pernapasan atas lainnya dimana ketika anda batuk, dahak yang terdapat di dalamnya adalah sumber dari napas bau.
  • Faktor Psikologis atau mental. Tekanan psikologis terlalu besar atau sering stres, apalagi berkurangnya sekresi kelenjar ludah, akan membuat mulut kering dan menguntungkan pertumbuhan anaerobe, sehingga menimbulkan halitosis. Unsur mental, sebenarnya tidak ada gejala halitosis, dokter dan orang di sekitarnya juga tidak mencium adanya bau tidak sedap dari badannya, tapi si penderita bersikeras tercium bau busuk dari mulutnya, dan selalu merasa orang lain berusaha menghindarinya. Penderita seperti itu akan sangat menderita dalam batin, maka diharapkan orang disekitarnya tidak mendiskriminasinya, melainkan banyak menaruh perhatian dan memberikan keyakinan kepada mereka.
  • Diet. Diet untuk mengurangi berat badan, tidak bernapsu makan karena sakit, menurunnya fungsi kelenjar ludah orang lanjut usia, wanita dalam masa haid dapat mengalami halitosis karena sekresi ludahnya berkurang sebagai akibat kekacauan endokrin yang pada kenyataannya menguntungkan pertumbuhan kuman anaerobe, sehingga halitosis sudah pasti akan terjadi.

CARA MENDETEKSI BAU MULUT
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah bau mulut atau dalam dunia medis dikenal dengan halitosis. Wajar memang jika orang tidak menyadari punya masalah bau mulut, karena otak terbiasa dengan aroma pribadi sehingga otak mengira bau sehari-hari adalah bau yang wajar. Sebenarnya ada cara mudah untuk mendeteksi bau mulut. Agar bisa terdeteksi sejak awal Anda mendeteksi bau mulut sendiri dengan cara sebagai berikut:
1. Cek lidah
Mulailah dengan mengecek lidah. Bila lidah berwarna pink atau merah muda dan mengkilap, berarti menunjukkan napas Anda segar. "Namun bila lidah berwarna putih dan bersisik, maka itu pertanda bau mulut," jelas Dr Harold Katz, seorang bakteriologi dan pendiri California Breath Clinic.
2. Jilat punggung tangan
"Mencium napas sendiri di tangan bukan cara terbaik untuk memeriksa halitosis," kata Dr Katz. Menurutnya, cara terbaik adalah dengan menjilat punggung tangan, biarkan kering selama beberapa detik dan kemudian cium permukaannya. Bila berbau tak sedap, maka Anda mengalami halitosis. Dr Katz menjelaskan, bau mulut memang identik dengan kondisi kesehatan gigi yang buruk. Namun bukan berarti orang yang dengan kondisi gigi baik, tidak berlubang, tidak bisa mengalami halitosis.
CARA MENCEGAH DAN MENGATASI BAU MULUT
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengatasi bau mulut :
  1. Berkumur setelah makan, berkumur menggunakan cairan khusus kumur gigi (obat kumur yang mengandung dioksida klor) juga dapat menghilangkan bau mulut dan menyebabkan mulut terasa segar. Hal tersebut dikarenakan cairan yang terkandung di dalamnya berfungsi untuk menghilangkan bakteri-bakteri di dalam mulut.
  2. Hindari makanan yang memiliki aroma bau yang menyengat, seperti petai, durian, jengkol, soto, dll. Jangan makan terlalu kenyang, apalagi makan malam, dan dianjurkan makan hidangan yang agak tawar dan tidak terlalu berminyak, jangan makan kudapan menjelang tidur.
  3. Kurangi konsumsi arak, janganlah merokok dan mengkonsumsi kopi, karena dua hal tersebut dapat berakibat bau mulut yang menempel dan menjadi tidak sedap.
  4. Cegah sembelit, dan jaga kelancaran buang air besar.
  5. Orang setengah baya dan lanjut usia dianjurkan banyak mengkonsumsi buah-buahan segar dan minum teh untuk menggairahkan sekresi ludah. 
  6. Setiap pagi minum segelas air hangat ditambah sedikit garam dalam keadaan perut kosong, untuk mengatur fungsi lambung, ini juga dapat mengurangi timbulnya halitosis.
  7. Bidara merah dan hitam dapat meringankan halitosis yang ditimbulkan karena makan brambang dan bawang serta makanan pedas lainnya. Selain itu, minum teh kental juga dapat meringankan bau bawang.
  8. Mengulum permen vitamin C atau permen karet, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorin atau obat tradisional Tiongkok dan mengunyah daun teh juga dapat menghilangkan halitosis.